Senin, 03 Oktober 2011

Renungan: MUSA DAN MERTUANYA



Bacaan: Keluaran 18

                Menarik sekali kisah yang diceritakan dalam bacaan ini. Kisah yang terjadi antara Musa dan Yitro, antara menantu dan mertua. Kisah antara dua laki-laki yang memiliki hubungan oleh karena perkawinan. Hubungan baik antara Musa dan Yitro memang sudah terjalin sejak pertama kali Musa bertemu dengan putri Yitro yakni Zipora yang kemudian menjadi istrinya. Bahkan sebagai mertua, Yitro rela memelihara dan membesarkan anak-anak Musa, yakni Gersom dan Eliezer. Memang selama memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa harus berpisah dengan istri dan anak-anaknya. Hal ini dilakukan mengingat situasi yang tidak aman ketika itu. Terpaksalah Zipora dan anak-anaknya dititipkan kepada mertuanya. Setelah situasi memungkinkan untuk keluarga ini berkumpul kembali, maka Yitro datang dengan membawa serta keluarga Musa. Biar bagaimanapun pada akhirnya Zipora harus bersama-sama dengan suaminya dan anak-anak harus merasakan kasih sayang seorang ayah.    
                Singkat cerita, perjumpaan pun terjadi. Hal yang mengiringi perjumpaan itu bukanlah makian atau umpatan dari Yitro karena Musa menelantarkan anak-anaknya, atau Musa tidak menafkahi istrinya. Bukan hal seperti itu yan menjadi pokok pembicaraan antara Musa dan Yitro. Pokok tersebut adalah rasa sukacita yang meluap dalam diri Yitro oleh karena ia mendengar dan merasakan kasih sayang Tuhan kepada suatu bangsa yang besar, yakni bangsa Israel, bangsa yang dipimpin oleh Musa, menantunya. Di sini agaknya Yitro mengerti tugas pokok dan fungsi Musa bai bangsa Israel. Menantunya ini adalah tokoh yang amat penting bagi bangsa Israel. Ia menjadi perpanjangan tangan Allah dalam mendidik dan membina suatu bangsa yang baru saja mengalami kemerdekaan.
                Mengapa Yitro bisa semengerti itu kepada Musa? Jawabannya sederhana: karena Yitro adalah seorang imam, walau pun ia berasal dari Midian. Pekerjaan sebagai imam tentu dipahami dengan baik oleh Yitro: apa suka dukanya, keluh kesahnya dan kegembiraan serta pergumulan menjadi abdi Allah. Yitro memahami posisi sulit Musa dalam memimpin bangsa tapi juga memimpin keluarganya sendiri.
Di sinilah peran Yitro sebagai seorang mertua nampak sangat jelas untuk membentuk menantunya menjadi pemimpin yang tangguh bagi bangsa pilihan Allah. Saat musa memimpin suku-suku yang baru belajar menjadi sebuah bangsa sekaligus menjadi umat pilihan Allah, yang dibutuhkan adalah dukungan dari semua pihak, termasuk mertuanya sendiri. Yitro paham bahwa tugas itu berat. Karenanya ia datang menjenguk untuk memastikan keadaan Musa.
Percakapan demi percakapan yang kemudian terjadi antara Musa dan Yitro selalu mengarah kepada segala kebaikan-kebaikan Tuhan. Bahkan karena itu, tak henti-hentinya Yitro memuji segala perbuatan besar yang Tuhan perbuat bagi bangsa Israel. Bukankah Tuhan begitu baik bagi semua orang, termasuk bagi kita?
Di pihak lain, Musa menerima dan menganggap Yitro sebagai orang tuanya. Dalam bacaan selanjutnya diungkapkan tentang Musa yang menerima saran yang disampaikan oleh mertuanya. Ini berarti bahwa sebagai seorang menantu, Musa sadar akan posisinya. Bagaimana ia memperlakukan mertuanya, begitu pula kiranya perlakuan yang akan diterimanya dari mertuanya itu. Oleh karena itu tidaklah salah apabila hubungan antara Musa dan Yitro demikian erat layaknya ayah dan anak kandungnya.
Jika kemudian segala sesuatu yang terjadi antara Musa dan Yitro dikenakan bagi kehidupan kita sekarang, maka ada banyak hal-hal penting yang dapat kita pelajari. Kita mungkin berada dalam situasi yang sama dengan Musa dan Yitro, yakni antara mertua dan menantu tercipta hubungan yang sangat baik, erat dan akrab. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa hubungan mertua dan menantu selalu tegang, runcing dan mudah tersinggung.
Mari kita lihat kehidupan kita. Mari kita mencermati hal-hal yang selama ini menjadi pokok percakapan antara mertua dan menantu: apakah itu berisikan sukacita karena perbuatan Tuhan dalam hidup keluarga kita, ataukah malah berisi segala konflik karena kita lebih mengutamakan kepentingan masing-masing? Jika hubungan itu sudah baik, maka teruslah dipupuk agar supaya dalam hubungan baik tersebut, kita dapat melihat segala perbuatan besar dari Allah. Namun apabila hubungan itu ternyata kurang baik, maka marilah kita belajar dari Musa dan Yitro. Belajar dari mertua dan menantu dalam Alkitab yang mereka juga adalah manusia biasa, tetapi dalam hubungan itu mereka dapat menemukan Allah dalam hidup mereka.

1 komentar:

  1. What are the rules of blackjack - Dr. MJCD
    In American casinos, when blackjack 고양 출장안마 is legal, 충청북도 출장샵 only 상주 출장안마 players who 통영 출장마사지 have a hand of playing blackjack and other tables bet and have their 여수 출장마사지

    BalasHapus