Minggu, 02 Oktober 2011

DRAMA YUSUF DAN MARIA: MENERIMA APA ADANYA

Bacaan: Matius 1:18-25
Babak I
Narator  : Ada seorang pemuda yang bernama Yusuf. Ia berpacaran dengan seorang perempuan bernama Maria. Masa-masa mereka berpacaran adalah masa yang paling terindah dalam hidup mereka. Yusuf sangat mencintai Maria, begitu pula sebaliknya. Hati mereka selalu berbunga-bunga tatkala bertemu. Sungguh indahnya dua anak manusia yang mencinta. Suatu kali ketika Yusuf sedang apel ke rumah Maria…
Yusuf      : Maria, saya sangat sayang padamu. Engkaulah yang paling saya cintai dan segalanya bagiku di antara berjuta di luar sana… pokoknya yang saya mau, hanya denganmu, sayang…
Maria      : jangan terlalu gombal, sayang… kita jalani saja apa adanya. Jika Tuhan berkenan kita tentu akan berjodoh.
Yusuf      : betul, Tuhan yang menentukan. Akan tetapi kita kan boleh berusaha. Saya memang berharap, kaulah yang akan menjadi jodohku. Saya tidak akan tahu harus berbuat apa jika kita berdua tidak jadi.
Maria      : akupun berharap begitu. Cuma engkau yang kuharap dapat menjadi orang yang melindungiku dalam segala suasana. Tapi kita masih lama baru akan dapat menikah.. cepat-cepatlah kau kumpulkan uang Yusuf, supaya kita bisa lekas-lekas menikah…
Yusuf      : iya.. iya.. kau kan tahu saya sangat bekerja keras sebagai tukang, agar nantinya kita tidak akan memiliki kendala atau susah d masa depan.
Maria      : Yusuf, ada yang mau saya katakan sama kamu. Penting sekali. Saya harap kamu mau mendengarkannya dengan baik.  Saya sebenarnya malu untuk mengatakan ini.
Yusuf      : apa itu, Maria?
Maria      : tapi kamu jangan marah, ya. Atau kalau kamu marah, silakan saja. Kamu putuskan aku, aku akan terima… aku menyerahkan keputusan sepenuhnya padamu. Tapi aku sangat mencintaimu dan tidak mau kehilanganmu.
Yusuf      : aduh, Maria.. katakan saja. Jangan buat aku penasaran. Akupun sangat mencintaimu, tapi apa maksudmu? Saya justru bingung ini..
Maria      : Yusuf… (berhenti sejenak), Yusuf…, aku hamil..
Yusuf      : (kaget) apa??? Hamil??? Dengan siapa??? Kenapa bisa begitu??? Ah yang benar saja Maria!!!
Maria      : Yusuf, yang mau saya katakan padamu adalah itu. saya hamil. Tapi saya tidak bisa mengatakan siapa ayahnya, karena kita tidak pernah berhubungan badan dan tidak ada orang yang menghamili saya…
Yusuf      : apa kamu sudah gila, Maria?  Tidak ada orang yang hamil tanpa berhubungan badan. Tidak Maria. Tidak ada.
Maria      : pokoknya, begitu persoalannya. Dan biar kamu desakpun, jawabannya akan tetap seperti itu. jadi, saya merelakan sepenuhnya apa keputusanmu. Saya tidak bisa memaksamu untuk menerimaku. Dan kamu berhak untuk tidak memilihku.
Yusuf      : Oh Tuhan… apa yang terjadi denganmu, Maria? Ada apa denganmu, Sayang? Teganya kau berbuat begitu… kamu tahu, sampai saat ini aku tetap mempertahankan keperjakaanku. Aku tidak pernah menyentuh siapapun. Aku berharap kau pun begitu. Tapi… Tapi, kenapa kau yang begitu aku cintai berbuat begitu. Dan tidak tahu siapa ayah dari bayi itu. Maria, tolong beri lagi penjelasan.. saya sungguh terpukul dan sakit hati dengan hal ini.
Maria      : (diam)
Yusuf      : Maria, bicara! Bicara! Tolong jelaskan..
Maria      : (diam-menangis)
Yusuf      : ok. Kalau kau begitu, aku akan pergi. Selamat malam. (beranjak pergi)
Maria      : (sambil menangis) Yusuf…. (tapi Yusuf sudah pergi sambil kecewa)

Babak II
Narator  : malam itu, Yusuf tak bisa tidur. Ia berguling-guling di kamar tidurnya. Ia gelisah. Bingung. Bertanya-tanya. Sakit hati. Kecewa. Terpukul. Bimbang. Tak menentu. Ia sangat mencintai Maria. Akan tetapi ia malu, sebagai laki-laki, sungguh tak pantas menerima perempuan yang hamil bukan dari dirinya. Ia bingung…
Yusuf      : Tuhan… kenapa Kau  sungguh tak adil. Apa salahku? Apakah aku tidak berlaku benar? Mengapa kau memberi seorang perempuan seperti Maria itu? mengapa? (membanting-banting dirinya di kamar). Ah, persetan dengan perempuan itu. Aku akan memutuskannya. Mengakhiri segala hubungan kacau ini. Sial!!!!
Narator  : Yusuf marah dan jengkel. Ia mau mengakhiri hubungannya dengan Maria. Tapi, ia kemudian terkenang dengan kebaikan Maria. Kasih sayangnya. Senyumnya. Rambutnya. Perhatiannya. Matanya….
Yusuf      : ahhhhh….. kenapa aku tak bisa melupakannya? Oh Maria… kenapa kau begitu, sayang…. ?? Kenapa…?? Kenapa kau membalas cintaku dengan cara seperti ini?? Kenapa??? (menangis)

Babak III
Narator  : sementara itu… di tempat lain di dalam hati Yusuf… berkecamuk dan saling sahut menyahut suara-suara….
S1            : Yusuf, putuskan saja pacar sialan itu! buang dia… dia tidak layak untuk laki-laki seperti engkau…
S2            : jangan Yusuf, kebaikan dan ketulusan hatimu dapat dibuktikan dengan menerima Maria menjadi istrimu…
S1            : putuskan, Yusuf.. tinggalkan dia!!!
S2            : jangan, Yusuf. Terima dia apa adanya!!!
S1            : putuskan!!
S2            : terima!!! (saling bersahutan)
Suara Roh              : "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Babak IV
Narator  : Beberapa minggu kemudian… Yusuf datang menjumpai Maria…
Yusuf      : Maria…
Maria      : (berlari mendapatkan Yusuf dan memeluknya) Yusuf, aku kira kau tidak akan datang untuk menemuiku…
Yusuf      : (Dengan pura-pura tidak membalas pelukan Maria dan  suara yang meninggi) hah, siapa yang datang untuk menemuimu? Aku tidak datang untuk menemuimu. Aku ingin mengatakan sesuatu…
Maria      : (mulai menangis) oh, maaf Yusuf. Aku kira kau mau datang menemuiku…
Yusuf      : (langsung memeluk Maria – Maria kaget) sayang…, maafkan aku. Aku hanya bercanda… aku datang memang untuk menemuimu. Aku sangat mencintaimu lebih dari apapun juga di dunia ini. Aku mau menerimamu apa adanya.
Maria      : terima kasih Yusuf… terima kasih…       





Tidak ada komentar:

Posting Komentar