Minggu, 02 Oktober 2011

Renungan: PESAN-PESAN TUHAN YESUS

Bacaan: Kisah Para Rasul 1:6-11

                Ada sebuah cerita:
Ketika Yesus kembali ke sorga setelah wafat dan kebangkitan-Nya, malaikat Gabriel terkejut karena Yesus kembali begitu cepat. Tiga puluh tiga tahun di bumi bukanlah waktu yang lama.
kok cepat pulang?” tanya Gabriel kepada Yesus.
Ya, maunya ya tinggal di sana lebih lama tetapi mereka menyalibkanKu” jawab Yesus.
Oh, jadi mereka menyalibkan Anda?” tanya Gabriel. “Apa ini sama saja artinya Anda telah gagal?
Tidak juga” jawab Yesus. “Kamu tahu Aku telah membuat sebuah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang murid. Mereka yang sekarang melakukan pekerjaan-Ku.
Tetapi bagaimana seandainya mereka gagal?” tanya Gabriel.
Aku tidak punya rencana lain,” jawab Yesus. “Tetapi Aku berjanji kepada mereka bahwa Aku akan memberikan mereka RohKu untuk menjadi saksiKu

                Dapat dikatakan bahwa semua orang terkejut. Cepat sekali kematian menjemput Yesus. Usia 33 tahun merupakan usia yang sedang menuju tahap kematangan dan berada hampir pada situasi mapan. Cerita tadi mengisyaratkan keterkejutan Gabriel. Bacaan kita pun mengisyaratkan kekuatiran para murid. Guru mereka mau pergi untuk meninggalkan mereka. Ah, sepertinya terlalu cepat waktu berlalu. Hanya tiga tahun bersamaNya. Kini Dia akan pergi.
                Para murid bingung. Apa yang harus mereka perbuat? Bahkan lebih jauh lagi mereka bertanya “apakah Yesus mau memulihkan Israel?” Pertanyaan ini muncul mengingat ketika itu bangsa Israel sedang dijajah oleh Kekaisaran Romawi. Tentu sebagai orang Israel para murid menghendaki agar mereka bebas secara politik. Merdeka.
                Ternyata Yesus memiliki maksud lain. Ia tidak sedang menghendaki suatu cita-cita politik yang bermaksud untuk guling mengguling kekuasaan. Ia tidak mau murid-murid pun terjebak pada situasi tersebut. Pesan  dan janji-Nya singkat dan jelas: mereka akan menerima kuasa oleh Roh Kudus, dan mereka akan menjadi saksi-Nya. Ada tiga kata kunci: kuasa, Roh, dan saksi.
                Istilah kuasa dalam bahasa Yunani yang dipakai pada bagian ini adalah dunamis. Istilah ini dalam maksud biasa berarti kekuatan, kemampuan, sumber daya; dalam arti yang lebih meningkat berarti kekuatan untuk menggerakkan sesuatu atau manusia; dan dalam arti yang lebih tinggi berarti kekuataan moral dan kecerdasan jiwa. Jadi, yang paling utama, kuasa bukan hanya menunjuk pada kekuatan untuk mempengaruhi orang atau barang, sehingga seseorang dapat saja dengan mudah menggunakan kekuasaan tersebut. Adalah baik jika melakukannya dengan maksud baik. Akan tetapi celaka kalau ia menggunakan kekuasaan itu untuk maksud yang tidak baik, bahkan malah akan merugikan banyak orang.
Kuasa yang terutama berarti kekuatan moral dan kecerdasan jiwa. Mengapa hal ini penting? Sebab untuk menjadi saksi Kristus, yang dibutuhkan pertama-tama adalah hati nurani yang bersih dan gairah hidup yang terarah kepada Yesus. Dengan kata lain, seorang saksi Kristus yang penuh kuasa oleh Roh memiliki sikap hidup yang selalu penuh dengan harapan dalam kebersamaannya dengan umat Tuhan yang lain untuk mencapai tujuan yang mulia. Inilah sikap-sikap yang rendah hati sebagai pelayan-Nya, peduli terhadap sesama dan bertanggung jawab oleh karena kabijaksanaan dan kebajikan hatinya.
Dewasa ini kita dapat melihat bahwa kekuasaan cenderung disalahgunakan oleh karena lebih mementingkan kepentingan pribadi, kedudukan, maupun uang. Penyalahgunaan yang bukan hanya melanda kalangan pembesar negara tapi juga mereka yang merasa besar dalam lingkunga terkecilnya, yakni keluarga. Ayah sering menyalahgunakan kekuasaan dengan memperlakukan ibu sekehendak hatinya, anak-anak sering berebut uang atau warisan yang berujung pada pertikaian, dan masih banyak lagi akibat-akibat yang lain. Karena itu, sebagai orang Kristen, mari kita memohon agar Roh memampukan kita untuk menjadi saksi Kristus dalam kehidupan kita setiap hari di manapun kita berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar